Herba UNJ

gravatar

THE AGENT OF CHANGE

THE AGENT OF CHANGE
Bagaimana seharusnya seorang mahasiswa berbuat

Oleh : Yanuar Catur Pamungkas1

Perubahan adalah sesuatu yang inheren dalam masyarakat. Segala sesuatu dalam masyarakat mengalami perubahan, baik itu yang berkenaan dengan perubahan fisik maupun nonfisik2. Lembaran sejarah membuktikan kehidupan manusia terus mengalami perubahan. Manusia yang hidup di zaman ini tentunya berbeda dengan manusia di kehidupan yang lalu dan tentunya kebutuhan mereka akan dunia ini pasti berbeda. Maka ada sebuah keharusan bagi setiap zaman untuk mengadakan perubahan yaitu perubahan yang tentunya dari kondisi yang buruk menuju yang baik. Jika dulu sewaktu kita masih kanak-kanak gemar menyaksikan film Power Rangers yang tokoh utamanya sering menyebut kata “berubah”, maka seperti itulah gambaran umum kehidupan manusia seharusnya. Seperti halnya Power Rangers yang ketika berubah akan menambah kekuatan dan bentuk fisik mereka menjadi lebih kuat. Manusia pun membutuhkan perubahan agar lebih kuat menghadapi kehidupan dan tentunya untuk mencari kebenaran namun dalam konteks-konteks tertentu tradisi tidak dapat semuanya untuk dilanggar dan dirubah. Berubah bukan seharusnya kita meninggalkan semua kebiasaan lama yang dilakukan orang terdahulu karena tidak semua kebiasaan lama bisa di rubah, contohnya dalam hal kaitan beragama. Agama atau kepercayaan dari dulu sampai dengan kapanpun juga tak akan berubah dan tak dapat di rubah, karena agama adalah suatu yang sakral justru akan dipertanyakan keasliannya jika agama berubah-ubah.



Perubahan adalah kata yang sering di usung kaum intelektual, bagaimana mungkin seorang pedagang tradisionil meneriakkan kata perubahan. Tentunya kata ini hanya di pegang oleh orang-orang yang sering berfikir, yang menjadikan dia hidup adalah berfikir. Mahasiswa adalah salah satu bagian dari pengusung panji perubahan tersebut. Kondisi perkuliahan memang seharusnya membuat semua mahasiswa dapat berfikir kritis dan sistemik. Pada tahun 1998 yang lalu rezim orde baru pun dapat menyerah dan tumbang di tangan mahasiswa, dan banyak sejarah bangsa ini yang menceritakan tentang perubahan yang di ujung tombaki oleh kaum intelektual mahasiswa.

Perubahan bertujuan untuk mengantarkan kepada kebaikan, tentu saja ketika ada hal-hal yang tidak sesuai seorang mahasiswa harus dapat merubahnya dan seminimal mungkin upaya yang dilakukan adalah mengkritisinya dengan mengemukakan statement ke orang banyak. Seperti Demo atau aksi inilah salah satu bentuk dari perjuangan untuk perubahan, aksi bertujuan untuk memberitahukan kepada khalayak tentang apa yang mereka perjuangkan dan upaya mencari simpati khalayak umum. Banyak hal-hal yang dilakukan mahasiswa yang membuktikan kedudukan mereka sebagai agen perubahan (the agent of change).
Seorang agen perubahan menjadi seseorang yang berfikir maju lebih dahulu sebelum ia membawa masyarakatnya menuju perubahan. Dalam hal kepemerintahan mengenai system kepemerintahan yang rumit di pahami orang umum maka seorang mahasiswa harus memahaminya dalam upaya pengkontrolan kebijakan-kebijakan pemerintah. Bagaimana pun juga sebagai pemerintah akan bertindak sewenang-wenang jika tidak ada pengkontrolan yang itu adalah tugas dari agen perubahan yaitu mahasiswa.
Perubahan itu juga yang di usung oleh islam. Dalam kaitan agama memang tidak akan berubah dalam konteks konsep ketuhanan, tata cara beribadah dan perintah moral yang disampaikan akan tetapi sesungguhnya sebelum agama itu dating khusunya islam ditengah masyarakat jahiliyah dahulu. Mereka para nabi yang membawa misi suci dari langit yang bertentangan dengan realitas masyarakat yang bermasalah. Tugas para nabi adalah membawa perubahan. Mereka di utus dalam rangka mengubah kemaksiatan kegelapan menuju cahaya keadilan illahi. Bila kita melihat lebih jauh, seruan yang dibawa oleh setiap nabi adalah seruan yang sama yaitu “Laa ilahaa illallah”.
Para agen perubahan juga perlu mengingat balasan mereka adalah di akhirat bukan di dunia ini yang kecil dan terlalu remeh, walaupun cita-cita perjuangan adalah sesuatu yang sangat sulit masa-masa saat pengorbanan kita yang di tuntut. Seorang agen perubahan perlu mengorbankan segala kesenangan pribadinya untuk kepentingan masyarakatnya.
Dalam konteks seorang mahasiswa, ia harus mengutamakan dalam hal waktu agar lebih banyak kea rah diskusi ilmiah, sedangkan dalam hal keuangan mereka harus bisa menghindar dari sifat konsumtif mereka yang sangat mayoritas dan umum dilakukan para pemuda atau mahasiswa. Penulis sangat menekankan kepada sifat konsumtif karena hal ini merupakan awal dari segala kebobrokan pemuda saat ini. Kepada para agen perubahan agar berhati-hati sekali terhadap sifat konsumtif ini.


Seorang pembawa perubahan menunjukkan arah yang harus dituju yang sesuai dengan idealisme dan cita-citanya. Dalam kesempatan itu pula pembawa perubahan perlu menjelaskan tentang bagaimana cita-cita itu bisa dicapai. Pembawa perubahan bukanlah orang-orang yang sibuk mengutuk kenyataan namun tidak tahu bagaimana semua itu diperbaiki. Bagaimanapun seorang pembawa perubahan bukanlah orang yang hanya bisa bersuara, berteriak lantang mengkritisi, menghina kebijakan-kebijakan atau suatu permasalahan-permasalahan tertentu tanpa memberikan solusi yang nyata. Seorang pembawa perubahan harus mempunyai sikap pribadi terhadap segala hal, dan dia harus bisa merumuskannya sehingga statemennya bisa diterima khalayak dan bisa menjadi sebuah solusi besar.
Ada beberapa kriteria yang mencirikan seperti apa agen perubahan sebenarnya, antara lain menurut buku the agent of change (Keberanian memimpin perubahan) dan dari catatan penulis pribadi adalah :
1. Yang Kritis dan Yang Pro Aktif
Seorang agen perubahan harus memiliki konsep pemikiran yang kritis dan harus bisa peka terhadap sekitarnya apa-apa yang harus di perbaiki dan apa-apa yang sudah baik berjalan agar di jaga ke konsistenannya. Dia yang pro aktif menyuarakan kebaikan dengan lantang menegaskan pendapatnya jika itu baik untuk kepentingan umum.
2. Yang bersuara menentang kedzaliman dan penindasan
Seperti halnya peristiwa yang terjadi 1998 lalu, para mahasiswa menuntut dengan keras tuntutan mereka yaitu, pengunduran diri Presiden Soeharto dan ternyata mereka berhasil. Soeharto menyerah dan orde baru pun tumbang di tangan mahasiswa. Contoh lain ketika berbagai aksi yang dilakukan saat protes kenaikan BBM mereka menuntut apa yang menjadi kepentingan rakyat walaupun berbagai aksi itu gagal membuahkan hasil akan tetapi sedikit memberikan goncangan pada pemerintahan saat itu di amanahi pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hingga saat ini dan nanti April 2009(kita berharap).
3. Yang Berintegritas dan Yang Berkualitas
Seorang Agen perubahan tentunya hanya manusia biasa yang mempunyai syahwat keduniaan. Meskipun memilih menjadi agen perubahan di dalam masyarakatnya, meruka tidak berubah menjadi malaikat yang bersih dari godaan duniawi. Akan tetapi mereka juga bukan budak nafsu dunia dan melampiaskannya dengan cara yang liar dan merusak. Sebagai agen perubahan mereka harus membatasi diri mengendalikan dan mendidik nafsu keduniaan mereka agar tidak liar. Sehingga mereka bisa menjadi teladan di masyarakatnya.

Dan dari semua itu pertanyaan paling terpenting ialah Apakah setiap orang bisa menjadi agen perubahan? Menurut penulis sesungguhnya menjadi agen perubahan itu tidak sembarang orang bisa, tetapi ada syarat-syarat dan kriteria-kriteria yang harus dimiliki orang tersebut. Maka, dapat disimpulkan sebuah gelar sebagai agen perubahan bukanlah hal yang mudah hanyalah orang yang memiliki kompetensi-kompetensi yang bisa menjadi agen perubahan. Dan orang-orang itu adalah “MAHASISWA” karena mahasiswa adalah inti dari kehidupan bangsa ini. Waallohu’alam


Catatan Kaki :


1. Mahasiswa UNJ Jurusan PLS 2008, no reg 1515082930
2. Saiful Imam Penulis


Cari Blog Ini

Sponsor

Masukkan Code ini K1-AEBFA1-8 untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com